Sunday, January 29, 2017

Aku seorang Marboth


“ Bayangkan anakku, tidak kurang dari 10 ribu orang hilir mudik berdo’a bermunajat kepada Allah SWT setiap minggunya. Betapa besar amal yang antum terima ketika melayani mereka dengan ikhlas.”
- ust. oktama forestian-
Waktu kecil sampai hampir (baca: sebentar lagi) dewasa, tidak pernah terbayangkan bahwa sekarang saya menjadi seorang Marboth di masjid suatu universitas. Mengapa saya ada disini? Ngapain saya disini? Awalnya saya juga ga ngerti.
Tapi tidak lama setelah muncul pertanyaan itu di benak saya, semuanya terjawab ketika saya mengikuti Umar (Ujian Marboth). Kereeen kan. Marboth aja ada ujiannya.
Untuk pertanyaan mengapa sih saya jadi marboth? Yang pasti itu adalah sepenggal kisah perjalanan hidup saya yang sudah dituliskan oleh Allah SWT. Ga bisa nego- nego lagi, apalagi nolak. Melalui qiyadah saya dengan ta’limatnya, jadi deh saya di marboth. Ihh serem juga ya. Tapi saya gembira ria aja tuh. Walaupun berlawanan (baca : banting stir) banget sama amanah sebelumnya 'siyasi', Tsiqoh aja iya gak brow. Inilah jalanku.
Ketika udah masuk Marboth, mau ngapain saya ya? Alhamdulillah dalam kegiatan Ujian Marboth saya banyak sekali menerima penerangan tentang urgensi seorang marboth, yang intinya marboth itu adalah pelayan umat. Memberikan air putih(bukan arti sebenarnya/susu-red) kapada setiap umat, karena masjid ini adalah milik Allah. Bukan milik sekelompok orang. Jadi harus bersikap adil dalam melayani umat. -Ust. Abdul Aziz-
Dan mengapa saya menyebut-pendapat pribadi lho- marboth itu sebagai amanah yang dahsyat, karena banyak banget lho keistimewaan seorang marboth itu.
Pertama, marboth itu jasad dan insyaallah hatinya juga terikat bahkan sudah diikat di masjid. Keistimewaanya adalah bahwa pemuda yang hatinya selalu terikat dengan masjid, akan mendapat naungan dari Allah ketika hari kiamat nanti. Dahsyat kan. Semoga kita semua mendapatkan itu, amiin.
Kedua, tugas marboth itu adalah memakmurkan –membersihkan dan memberikan wewangian salahduanya- masjid yang notabene digunakan oleh ratusan, ribuan, bahkan umat untuk shalat, berdo’a, berdzikir kapada Rabb-nya dan bermusyawarah menuju kemenangan dakwah. Seperti kutipan diawal, bisa dibayangkan besarnya pahala yang mengalir kapada para pemakmur masjid ini (marboth-red) yang telah memfasilitasi para hamba Allah itu. Dahsyat banget kan..
Ada yang ketiga nih, tugas marboth juga adalah sebagai muadzin. Ketika marboth adzan, mungkin jutaan umat muslim telah diingatkan untuk melaksanakan shalat. Mereka berbondong-bondong meninggalkan urusan dunia sejenak untuk memfokuskan diri bersimpuh kepada Sang Pencipta. Dari sanalah tidak sedikit pahala yang mengalir dengan derasnya kepada marboth. Dahsyat kan..
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)
Begitulah yang baru saya mengerti tentang kemarbothan ini. Alhamdullillah melalui kegiatan Ujian Marboth yang diisi oleh ustadz-ustadz, saya makin mantap dan semangat menjalani hidup sebagai marboth. Saya sadar bahwa ini adalah nikmat Allah yang tiada terkira sebagai kesempatan buat saya untuk lebih bermanfaat bagi orang lain. Semoga saya, kami para Marbothillah bisa senantiasa bersabar dan istiqomah dalam menjalani amanah yang sering dianggap sepele ini. Semoga kami juga bisa senantiasa rendah hati tidak riya dengan apa yang kami lakukan. Semoga Allah selalu memberikan keikhlasan kepada kami. Allohuakbar Allohuakabar Allohuakbar...
I'm proud to be a Marbothillah.
Activis manis

Bapak jago main Guli




ayah, dalam hening sepiku rinduuu...
untuk menuai padi milik kitaaa...
tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan...

kembali teringat masa masa keci' dulu, bahagie mengenang sosok ayah yang hangat dan senantiasa punye care untuk membesarkan hati anaknye. indah hari kecil kulalui, ayah. karna sosokmu yang paling bisa untuk diandalkan.

sedeh, itu yang terase ketike 1 kampel guli isi 100 biji yang baru di belikan kemaren sore habis tak besisak. balek-balek ngongoi, kate orang nyakat e. gare-gare nurotkan gengsi dan termakan apian kawan-kawan tadi depan sekolahan. sd 13, lokasinye depan gang harapan, yang ade lapangan upacara tempat biase anak-anak seusie saye main-main kalau sore. kebetulan saat itu lagi musim guli,

negeliat anaknye balek-balek muke sedeh, bapakpun langsunglah nanyak, "ade ape Yu". saye hanye diam tapi tetap masang muke sedeh, sambil nuangkan aek ke gelas, minom, nenggak air puteh sejadi-jadi. keliatan bapak memperhatikan saye dari ujung rambot sampai ujung kaki, agaknye die paham ape yang lagi saye rasekan, ngeliat penampilan saye. tangan itam banyak bekas tanah, lutut kotor, tampang kusot. "kalah maen guli ke yu". sambung bapak. saye hanye diam mandang bapak sebentar terus nganggukkan kepala. "tadi di depan tu banyak anak besak yang main pak", kate saye memulai omongan. "belom abes tak boleh berenti katenye". sambil saye waktu itu ngingat, di lapangan pas main guli, yang maen ade asep, anak bu sukri penjual kue di sekolah, yogi, teman maen seusia saye, bang bandar bujang nanggung usia 18 tahunan dengan 2 teman die yang lainnye.

"berape orang yang maen yu" tanya bapak. "berenam pak, 3 orang besak-besak" jawab saye. "emm' gumam bapak. keliatan bapak masuk kedalam sebentar, kemudian keluar membawa ember hitam berukuran sedang. "yok ikot bapak". bapak bejalan keluar sambil menenteng ember yang saye lihat ade guli di dalamnye, sepertinya bapak bakal ikut main guli ke  depan. tapi kenapa bawa ember segala, piker saye dalam hati, sambil mengiringi langkah kaki bapak. dengan sedikit berlari.

sesampainya di lokasi tempat tadi saye main, kelihatan yang main bertambah ramai. mereka lagi main kelu'. main kelu adalah permainan guli di mana guli yang di pasang masing-masing pemain di simpan di tengah lingkaran. saat itu, karna yang main ramai, maka lingkaran yang di gambar di tanah lumayan besar, saye perkirakan lingkarannye berdiameter 1,25 m.

saat itu, dengan bapak, peserta yang ikut main berjumlah sekitar 9 orang. masing-masing memasang 12 buah guli, jadi total guli yang ada di tengah lingkaran berjumlah 108 butir. dengan kondisi seperti ini, tentu setiap peserta akan berhati-hati dalam menyasar guli yang ada di tengah lingkaran, karna jika terlalu pelan atau tepat mengenai guli yang berada di tengah, maka guli yang di gunakan untuk menyasar bisa tidak keluar dari lingkaran, dan itu artinya kalah.

baru 2 sesi giliran jalan, 4 orang sudah gugur. bapak masih main. hari itu, saye barula tahu kalau bapak sangat piawai main guli. mulai dari care incangannye. yaitu melempar guli ketempat tertentu dengan jari, terlihat sangat tepat, guli seolah dalam kendali jarinye. kemudian sampai pada care bapak menengkel guli. ternyata bapak menggunakan jari tengah sebagai pelempar gurli, dengan memposisikan jari jempol di tanah dan jari tangan kiri pemegang guli yang ada di tengah jari tangan kanan. cara menengkel seperti ini merupakan cara yang sangat legendaris setau saya,namenye tengkel tengkyun. tidak semue orang bise, karna selain memerlukan tenage yang besar dan kuat, juga di butuhkan akurasi yang tepat dalam menakar dan meninting guli sasaran. bapak sangat mendominasi permainan sore itu, dan kami anak2 yang kalah tadi, dan orang yang menonton pada waktu itu terkagum kagum dengan kepiawaian bapak. karna memang bapak lihai dan mampu mengkomunikasikan dengan baik ke pemain yang lainnya sehingga walau kalah mereka bisa menerima dan segan dengan bapak. tak be sisak, yang punye guli tinggal bang rudi dengan unon. itupun mereke ndak bise lanjut dengan alasan udah kesorean.

singkat cerita, sore itu saye sangat bangga pulang kerumah menenteng ember hitam hampir penuh dengan guli hampir. pahamlah saye kenapa bapak tadi pergi bawa ember. Alhasil guli kemenangan bapak menjadi setok semusim untuk saya pergunakan main guli tiap harinye. terima kasih my father, semoga Allah hadirkan kebaikkan di kuburmu sana karna saat ini, anakmu bangga dan bersyukur atas kebaikkan dan kehangatanmu dalam membesarkan hati anak-anakmu.
pict:https://www.google.co.id/search?q=ayah+dan+kelereng&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiTuY2G6-fRAhUDSY8KHa92CyYQ_AUICCgB&biw=1366&bih=662#imgrc=o31d_odXs4HLVM%3A 

Wednesday, November 12, 2014

Diantara Cabang-cabang "Galau"






Bagi setiap mahasiswa yang sudah berada di semester atas namun belum bisa menyelesaikan tugas akhir akademiknya. Tentu akan merasakan kegalauan, apakan lagi kalau kemudian di bebani dengan desakan oleh orang tua atau orang-orang terdekat yang tiap kali jumpa menanyakan prihal kuliah tersebut, maka beban itu akan berlipat-lipat. Dan mungkin saya di antara orang yang merasakannya.
Usia sudah lebih dari 27 th, bilangan angka yang sudah layak buat menikah. Apa lagi sudah lewat 2 th dari targetan usia akan menikah. Sering jumpa teman-teman sekolah dulu, saling sapa, saling tanya kabar, kebanyakan dari mereka sudah punya pasangan dan bahkan sudah punya momongan. Tak jarang mereka tanya, ‘Bayu udah nikah ke?, Udah punye anak berape? Istrinye Orang mane?’dst.... saking terbiasanya saya dengar pertanyaan senada, rasanya udah bisa langsung jawab pertanyaan mereka sebelum di tanyakan... Namun saya bersyukur karna kebanyakan dari mereka bahagia dengan keluarga kecilnya. Mendapati  itu dalam hati saya berkata ‘kapan saya bisa Seperti mereka?’.
Mandiri, Kemandirian bagi saya saat ini tidak hanya dalam arti tidak tergantung dengan orang lain (orang-orang terdekat) secara sosial saja, atau dari segi finansial seperti yang kebanyakan orang sangka, namun lebih dari itu. Mandiri yang saya maksud adalah ketika Kita mempunyai Ide dan gagasan terkait grand design kehidupan kita. Apa yang akan di capai dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan dalam hidup dan bagaimana memetakan langka-langka mencapai impian dengan kesadaran dan keyakinan atas potensi yang dimiliki. Sementara sejauh ini belum bisa membaca passion kita ada di mana. Ada masukan dari berbagai pihak untuk tawaran pekerjaan dll. Semuanya berkecemuk dalam benak saya. Membangun kesadaran untuk segera selesai kuliah dan masuk pada babak baru, babak di mana harus berkompetisi dengan banyak orang dalam melalui kehidupan ini.
Khoirunnas anfa’ahum linnaas, orang terbaik di antara kalian adalah mereka yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Hadis Rasulullah SAW ini, menyampaikan Indikator orang yang sukses hidup dunia akhirat ialah bagi mereka yang banyak mendatangkan manfaat bagi lingkungan sosialnya. Seseorang di tuntut tidak hanya baik secara personal, karna itu saja tidak cukup, tapi juga musti bermanfaat untuk orang lain. Orang kampung seperti saya, yang setelah lulusnya akan menyandang titel sarjana, tentu akan menjadi momok ketika tak dapat berkontribusi di masyarakat, apa lagi jika setelah selesai akan kembali ke kampung. Kontribusi di sini tentu kontribusi yang di berikan tidak seperti orang kebanyakan, tetapi harus lebih, harus memiliki nilai lebih, yang berefek pada manfaat yang lebih besar. Hal ini pula yang menjadi pemikiran saya. Mulai berfikir untuk hidup dengan cara seperti apa, apa akan kembali ke kampung? membangun kampung halaman? Bagaimana caranya? Di mulai dari mana? Apakah musti masuk sebagai aparatur Desa! Atau menjadi fasilitator pemuda desa! Menjadi pegawai kah? menjadi guru!? atau membuat usaha mandiri dengan memanfaatkan potensi daerah dll.
Dada ini terasa sempit ketika banyak hal yang dianggap masalah namun belum menemukan jalan pemecahan yang kongkrit. Begitupun juga, dada bisa pula terasa sempit ketika dirasa ada banyak impian yang belum terwujud namun belum bisa memetakan langkah-langkah dalam menggapainya. Mungkin tak dapat disamakan dengan keadaan rasul ketika mendakwahkan risalahnya kepada umat pada masa itu yang jahil. Beban berat yang membuat kepala memutih atau tulang punggung bengkok seperti akan patah karna memikul tanggung jawabnya. Tentu tidaklah seberat itu.
Khatam kuliah(pendidikan), kerja, menikah. Urutannya mungkin demikian. Baru setelahnya merumuskan sub-sub pokok dari 3 aspek di atas kedalam rangkaian program hidup yang musti di paparkan. Bismillah. Kalau bukan karna hidayah dari Allah tentu tak satupun hal yang dapat di selesaikan, terlebih mendapatkan Ridho Nya. Karna semakin waktu, terasa semakin banyak tantangan atau hal-hal yang hadir sebagai penggoda dan berat untuk menjadikan saya bisa lebih fokus.

Wednesday, December 18, 2013

KAMMI ORMAS PEDULI RAKYAT



Lagi, KESATUAN Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia menggalang dana untuk korban banjir kab. Landak dan Mempawah hulu, ini merupakan aksi ke 2 minggu ini (8/12). Setelah jum’at (7/12) mengadakan aksi serupa. Massa dan simpatisan berjumlah 30 orang yang tergabung dalam gerakan “KAMMI berbagi Peduli” ini di dominasi oleh kaum muda, pelajar dan mahasiswa kemudian menyebar di 4 titik lampu merah kota Pontianak dengan berbekal kotak dan karton bertulis yang di gunakan sebagai media penghimpun dana bantuan.

Menggugah, berbagi dengan senyuman



Abdul jabar, PW KAMMI yang akrab di sapa bang Jab menuturkan ‘KAMMI Peduli dengan Masyarakat Landak dan Kami Prihatin atas musibah yang menimpa mereka’. Saat ini ada 2.200 warga yang di evakuasi, 7.000 rumah dari 5 kecamatan yang terendam banjir dan sedikitnya 6 orang meninggal dunia. Diantara mereka ada wanita, anak-anak, manula, yang harus di perhatikan kesehatannya. Dan tentu pemerintah melalui BPBD tidak akan sanggup bekerja sendiri untuk mengentaskan permasalahan ini. Akan lebih bijak jika masyarakat luas turut serta meringankan beban mereka dengan memberikan bantuan moril maupun materil.

Aksi blusukan di jalan Adi Sucipto Pontianak


Gerakan ‘KAMMI berbagi Peduli’ yang di komandoi oleh DEPSOS KAMMI, berhasil menghimpun uang sebesar 4.200.000 . bantuan Rencananya akan di salurkan dalam bentuk logistic (beras, indomie, sarden)  pada hari sabtu (14/12) di Desa Hilir Kantor Kab. Landak.
Semoga musibah banjir besar yang di lansir terjadi 10 tahun sekali ini menjadi pemicu bagi kita masyarakat kalbar untuk peka terhadap ekosistem yang ada. Khususnya pemerintah dan dinas terkait agar bisa menganalisa sumber bencana, sehingga bisa di lakuakan langkah-langkah preventif untuk menanggulangi musiba serupa. (Bay)

Wednesday, May 9, 2012

Supermoon 2012

Supermoon atau lunar perigee adalah sebuah fenomena dimana bulan berada di jarak terdekat dengan bumi. Dengan demikian bulan akan nampak lebih besar dan lebih terang daripada biasanya. Danfenomena supermoon 2012 diramalkan akan terjadi pada Minggu malam(06/05/12).

Supermoon juga terjadi pada tahun lalu tepatnya pada 19 Maret 2011. Dan berdasarkan perkiraan para ahli astronomi, untuk supermoon 2012 akan memiliki perbedaan dari tahun lalu. Sebab antara tahun ini dan tahun lalu memiliki selisih perige yang berbeda.
Tatkala supermoon terjadi, jarak antara bulan dan bumi hanya 357 ribu kilometer. Dengan jarak ini maka antara bumi dan bulan akan 10 persen lebih dekat daripada jarak biasanya. Karena jarak yang semakin pendek ini, tampak bulan akan lebih besar dan bersinar lebih terang.
Jarak bumi dan bulan secara rata-rata hanya sekitar 384 ribu kilometer. Tatkala supermooonterjadi, jarak tersebut akan menjadi 357 ribu kilometer. Ini berarti ada selisih sekitar 27 ribu kilometer. Dengan selisih tersebut bulan bakal tampak 14 persen lebih besar serta 30 persen lebih terang.
Fenomena supermoon pada Minggu malam nanti merupakan jarak paling dekat antara bumi dan bulan di tahun 2012 ini. Dan pada 28 November mendatang, akan terjadi fenomena kebalikan dari supermoon. Dimana bulan akan tampak lebih kecil serta redup dari biasanya.
Ini terjadi karena jarak antara bumi dan bulan sedang berada di titik yang paling jauh. Sudah siapkah Anda menikmati supermoon 2012 esok Minggu? Tulis antusias Anda di kotak komentar.

" Supermoon merupakan salah satu dari jutaan ciptaan Allah...
siapapun yang menyaksikannya akan berdecak kagum.
Maha Indah ALLAH dengan segala kekuasaan-Nya..."
Cttan : dari berbagai sumber

Saturday, May 5, 2012

Hawa mwengenali Adam : Tulang Rusuk Mengenali Pemiliknya


Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana keadaannya sekarang? Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini? Hawa bertekad untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi. Sesekali ia beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa kepada Alah agar segera dipertemukan dengan Nabi Adam. Hawa tiba di sebuah padang pasir dan bukit yang sangat gersang.  Ia sudah sangat kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan sangat khusyuk. Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok yang sangat ia kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan Nabi pun memanggil Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling membahagiakan bagi mereka.”
Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan Hawa di bumi dalam buku “Ensiklopedia Kisah Al-Qur’an” terbitan Gema Insani Press. Mungkin kisah ini pun menggambarkan manusia pada umumnya. Tabiat perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita diatas. Hawa terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan Nabi Adam. Apa alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu dirinya pada Adam, tapi lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam sekarang? Apakah Adam sanggup hidup sendiri di bumi? Hawa tak memikirkan dirinya sendiri. Itulah sifat dasar perempuan, ketika memutuskan sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain bukan hanya kepentingan dirinya sendiri.

Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani Adam ketika di syurga. Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri. Walaupun dengan kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan, tetap saja seorang Adam membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di syurga.

Ketika diturunkan ke bumi dan mereka berpisah, maka naluri masing-masing pasti akan saling mencari. Dan dalam pencarian disini digambarkan secara jelas kekhawatiran Hawa akan kondisi Adam di bumi: sanggupkah Adam hidup sendirian?

Hawa pun terus berusaha menelusuri bumi demi bertemu Adam. Uniknya, dibuku ini tak diceritakan bagaimana usaha Adam menemukan Hawa, tapi lebih kepada bagaimana usaha Hawa menemukan Adam. Pastinya tak bisa dipungkiri juga bahwa tentunya Adam pun berusaha keras untuk bertemu dengan Hawa karena di syurga yang penuh kenikmatan saja Adam membutuhkan seorang teman, bagaimana dengan ketika di bumi yang berbeda jauh dari segi kenikmatan di syurga?  Tentu Adam sangat membutuhkan seorang teman terlebih ketika berada di bumi. Dan tentunya ada rasa kehilangan ketika Hawa yang biasanya menemaninya di syurga tak ada disisinya.

Memang agak sedikit berbeda, penggambaran pertemuan itu diangkat dari sisi Hawa yang berusaha bertemu Adam. Tak diceritakan pencarian seorang Adam namun lebih ditekankan pada pencarian seorang Hawa yang menunjukkan rasa pedulinya pada Adam. Hawa terus berjalan, beristirahat, berdoa ditengah lelah. Hingga akhirnya ditengah lelah yang begitu sangat dan dalam kondisi hampir putus asa, di gurun pasir yang panas dan gersang, doa khusyuknya dikabulkan Allah dan dipertemukanlah ia dengan sosok yang ia kenal. Ya, ternyata Hawa-lah yang mengenali Adam lebih dulu ketika bertemu. Sungguh, tulang rusuk mengenali siapa pemiliknya.

Mungkin akan terlontar pertanyaan begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan cuma dua-duanya manusia di bumi. Jadi ketika bertemu mudah untuk saling mengenali. Lantas bagaimana dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian milyar banyaknya? Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi laki-laki) atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?

Disinilah letak proses ta’aruf itu berperan. Tentunya ta’aruf yang syar’I, bukan sekadar kata ta’aruf namun jauh nilai-nilanya dari sebuah proses ta’aruf. Ta’aruf lah ajang saling mengenal yang [katanya] akan terasakan disana siapa tulang rusuk atau pemilik tulang rusuk kita.

Mari kutunjukkan kisah dua orang akhwat. Ada seorang akhwat yang merasa klop dengan seorang ikhwan, merasa saling cocok, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk ta’aruf. Dalam proses ta’aruf, ternyata istikharah sang akhwat tak mantap dan ada keraguan disana. Ta’aruf pun kandas ditengah jalan. Awalnya sebelum ta’aruf, sang akhwat menganggap bahwa ikhwan itulah pemilik tulang rusuknya. Tapi ternyata, setelah ta’aruf, bukan ikhwan itu pemilik tulang rusuknya.

Qadarullah, sang akhwat dipertemukan dengan seorang ikhwan yang belum pernah dikenal dan dipertemukan dalam sebuah proses ta’aruf. Sang akhwat pun mantap, tak ada keraguan sedikit pun dalam istikharahnya. Akhirnya, mereka menikah.

Satu lagi, ada seorang akhwat yang memblacklist seorang ikhwan untuk menjadi calon suaminya karena merasa tidak cocok secara karakter. Namun ternyata sang ikhwan berkeinginan untuk ta’aruf dengan sang akhwat. Awalnya sang akhwat menolak untuk berta’aruf dengan sang ikhwan. Atas nasihat sang guru ngaji dan istikharah beberapa kali, sang akhwat pun mencoba untuk berta’aruf dengan ikhwan yang dimaksud. Hingga akhirnya, mereka menikah.

Terlihat jelas bukan? Bahwa memang hanya sebuah proses ta’aruf yang syar’i-lah yang bisa mendatangkan petunjuk Allah. Dan sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjukNYA.

Ada sebuah penggalan dalam artikel yang pernah dibaca:

“Kalau kita tidak mau mencoba ta’aruf, bagaimana mungkin kita tahu ia jodoh kita atau bukan. Kalau kita ta’aruf, kita akan tahu. Jika berhasil, berarti jodoh. Kalau belum berhasil, berarti belum jodoh. Iya, kan?!”

(untuk baca lebih lengkapnya bisa klik ini: http://agupenajateng.net/2010/12/19/langit-tak-selamanya-biru/ )

Jadi, memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di dunia, kita takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi perempuan), atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki), sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan petunjukNYA, menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita.

So, buat para ikhwan yang sedang merasa seseorang itu sebagai tulang rusukmu, cobalah ta’aruf dulu. Baru kamu bisa bilang kalo dia tulang rusukmu atau bukan setelah proses ta’aruf. Dan tentunya disertai musyawarah dan istikharah. Dua hal inilah yang tak boleh ditinggalkan ketika proses ta’aruf.

Dan buat para akhwat yang berkali-kali gagal dalam proses ta’aruf, yakinlah memang mungkin belum saatnya dipertemukan dengan pemilik tulang rusukmu. Bersabarlah dan teguhkanlah kesabaranmu. Insya Allah semua kan indah pada waktunya.

Pada akhirnya, sebaik-baik jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal. Namun sejatinya kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena belum tentu jodoh di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa diikhtiarkan saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi jodoh di akhirat pula.

“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami nikmat di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka..”
Aamiin..


dia
sebuah nama yang belum tereja

dia
sebuah rupa yang belum tersketsa

dia
sebuah sosok yang entah dimana

dia
calon nahkoda
sebuah biduk rumah tangga

dia
kuyakin ada
karna hati yang merasa

Rabbana
Jaga ia dimanapun berada
Mudahkan langkahnya
Tunjukkan jalannya
Luruskan niatnya
Bulatkan tekadnya
Mantapkan hatinya
Berkahilah rizkinya
Hingga akhirnya
KAU pertemukan aku dengannya
Dalam suatu ikatan suci nan mulia
Mitsaqan ghalizha
Sumber : Islamedia

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons